3 Bank Raksasa Dunia Meramal Harga Emas: Bisa Tembus Sampai Berapa? Baca artikel CNBC Indonesia “3 Bank Raksasa Dunia Meramal Harga Emas: Bisa Tembus Sampai Berapa?” selengkapnya di sini: https://www.cnbcindonesia.com/research/20251114121453-128-685232/3-bank-raksasa-dunia-meramal-harga-emas-bisa-tembus-sampai-berapa Download Apps CNBC Indonesia sekarang https://app.cnbcindonesia.com/

Tiga Bank Raksasa Dunia Prediksi Harga Emas, Berpotensi Tembus US$6.000

Meta Description (SEO)

Tiga bank besar dunia meramal harga emas bisa menembus US$5.000 hingga US$6.000 per troy ons. Harga emas kembali menguat setelah pemerintah AS mengakhiri shutdown dan pasar memperkirakan penurunan suku bunga The Fed.

Slug URL (SEO)

prediksi-harga-emas-bank-dunia-2025

Kata Kunci Utama (YOAST)

prediksi harga emas

Harga Emas Kembali Melonjak Setelah Pemerintah AS Akhiri Shutdown

Harga emas dunia kembali menunjukkan tenaga baru setelah sesi sebelumnya melemah. Pasar merespons positif berakhirnya penutupan pemerintah Amerika Serikat yang berlangsung selama 43 hari, pelemahan dolar AS, serta peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Kombinasi faktor ini mendorong reli cepat menuju level psikologis US$4.200 per troy ons.

Pada Jumat (14/11/2025) pukul 15.58 WIB, harga emas spot bergerak naik 0,009% ke posisi US$4.174,77 per troy ons. Kenaikan ini terjadi setelah sehari sebelumnya emas sempat turun 0,65% ke level US$4.171,10 per troy ons dan mematahkan tren penguatan empat hari beruntun.

Emas Menembus Level Psikologis dan Menghapus Koreksi Bulanan

Setelah shutdown berakhir, harga emas langsung melesat hingga menyentuh wilayah US$4.200 per troy ons. Lonjakan ini merupakan level tertinggi sejak 21 Oktober dan memperpanjang reli hingga 7% dalam lima hari perdagangan terakhir.

Emas kemudian bergerak stabil di kisaran US$4.229,59 per troy ons. Pergerakan tersebut sekaligus menghapus seluruh koreksi yang terjadi pada bulan sebelumnya. Kondisi makro global yang berubah drastis setelah shutdown membuat pasar kembali menilai ulang arah kebijakan moneter dan prospek dolar AS.

Data Ekonomi AS Mulai Mengalir, Pasar Bersiap Menghadapi Banjir Indikator

Selama masa penutupan pemerintah, publik tidak mendapatkan rilis data penting seperti laporan ketenagakerjaan, inflasi, hingga indeks PCE. Setelah pemerintahan kembali beroperasi, pasar pun bersiap menerima tumpukan data yang tertunda.

Pelaku pasar memperkirakan data yang akan dirilis kemungkinan menunjukkan pelemahan ekonomi. Prospek tersebut sudah cukup membuat dolar AS turun ke 99,15 atau melemah 0,34% dan menguatkan permintaan terhadap emas.

Selain itu, probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada Desember berada di kisaran 63%. Ekspektasi ini mendorong emas bergerak mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada Oktober di US$4.382 per troy ons.

Ekspektasi Kebijakan The Fed Mendorong Penguatan Harga Emas

Kenaikan emas saat ini sangat dipengaruhi oleh perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed. Meskipun bank sentral telah memangkas suku bunga 25 basis poin pada Oktober 2025, pernyataan Jerome Powell terkait ketidakpastian data sempat membuat pasar ragu akan penurunan lanjutan.

Kini, dengan data yang kembali dirilis dan proyeksi ekonomi yang lebih lemah, pasar mencermati peluang besar penurunan suku bunga lanjutan. Lingkungan suku bunga rendah biasanya mengurangi biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas sehingga harga logam mulia cenderung menguat.

Tiga Bank Global Ramalkan Emas Bisa Terbang hingga US$6.000

Bagian yang paling menarik datang dari proyeksi tiga bank raksasa dunia: Goldman Sachs, JP Morgan, dan Bank of America. Ketiganya melihat prospek emas masih sangat bullish hingga beberapa tahun mendatang.

1. Goldman Sachs Memperkirakan Harga Emas Mencapai US$5.055

Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan mencapai US$5.055 per troy ons pada kuartal keempat 2026. Target ini mencerminkan potensi kenaikan sekitar 19,5% dari harga saat ini.

2. JP Morgan Melihat Batas Atas hingga US$6.000

JP Morgan memproyeksikan potensi yang lebih besar. Dengan mempertimbangkan pembelian emas bank sentral yang diperkirakan mencapai 566 ton per kuartal pada 2026, mereka menilai harga emas berpotensi mencapai batas atas US$6.000 per troy ons pada 2028.

3. Bank of America Menargetkan US$5.000 pada 2026

Bank of America menyesuaikan target harga emas tahun 2026 ke level US$5.000 per troy ons. Meski mengakui adanya volatilitas jangka pendek, BofA menilai tren bullish jangka panjang tetap kuat.

Selain ketiga bank tersebut, Wells Fargo mengambil posisi lebih konservatif dengan proyeksi harga berada di kisaran US$4.500 hingga US$4.700 per troy ons. Namun, bahkan prediksi ini tetap menunjukkan potensi kenaikan lebih dari 11% dari harga saat ini.

Kesimpulan: Prospek Emas Tetap Bullish di Tengah Ketidakpastian Global

Secara keseluruhan, tren harga emas menunjukkan kekuatan yang solid. Berakhirnya shutdown AS, peluang pemangkasan suku bunga, dan melemahnya dolar menciptakan kombinasi yang mendukung reli emas. Dengan bank-bank besar dunia memprediksi harga emas dapat mencapai US$5.000 hingga US$6.000, logam mulia ini berpotensi tetap menjadi aset lindung nilai yang menarik bagi investor global.