Harga Emas Naik Turun Sangat Tajam, Saatnya Khawatir?

 

Harga Emas Naik Turun Tajam dalam 3 Hari, Investor Mulai Waspada

Meta Description

Harga emas bergerak ekstrem bak roller coaster dalam tiga hari terakhir. Data ekonomi Amerika Serikat meningkatkan spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025. Simak analisis lengkap dan prospeknya untuk investor.

Keyword Frasa Utama

harga emas naik turun tajam

Slug URL

harga-emas-naik-turun-tajam-investor-waspada

Artikel

Harga emas kembali bergerak liar dan menunjukkan volatilitas sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. Pergerakan ekstrem ini membuat banyak investor mulai berhati-hati karena sentimen pasar berubah sangat cepat. Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat terus mendorong spekulasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Emas Bergerak Tidak Stabil dalam Tiga Hari Terakhir

Pada perdagangan Selasa 25 November 2025, harga emas dunia melemah 0,22 persen dan berakhir di level US$4.129,95 per troy ons. Namun, pada Rabu pagi 26 November 2025 hingga pukul 06.38 WIB, harga emas justru berbalik menguat tipis 0,07 persen menjadi US$4.132,94 per troy ons.

Jika melihat pergerakan dalam tiga hari terakhir, harga emas sempat terjun bebas pada Jumat pekan lalu. Setelah itu, harga emas melonjak kuat hingga 1,8 persen pada Senin sebelum kembali terkoreksi pada Selasa. Pergerakan cepat tersebut menunjukkan pasar sedang mencari arah yang lebih jelas.

Data Ekonomi AS Memicu Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Harga emas mengalami koreksi tipis pada Selasa karena penjualan ritel Amerika Serikat tercatat lebih lemah dibandingkan proyeksi analis. Kondisi ini meningkatkan keyakinan pelaku pasar bahwa The Federal Reserve berpotensi menurunkan suku bunga pada bulan Desember.

Pada awal perdagangan, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sejak 14 November dan melonjak hampir 2 persen setelah beberapa pejabat bank sentral AS mendukung rencana penurunan suku bunga ketiga tahun ini dalam pertemuan 9-10 Desember.

Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Strategis Logam Senior di Zaner Metals, menjelaskan bahwa pelaku pasar menilai komentar dovish The Fed memperkuat harapan penurunan suku bunga pada Desember.

Inflasi Produsen Menguat, Namun Penjualan Ritel Melambat

Indeks Harga Produsen AS naik 0,3 persen secara bulanan pada September 2025, meningkat dari kontraksi 0,1 persen pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, PPI tercatat meningkat 2,7 persen.

Sementara itu, penjualan ritel Amerika Serikat naik hanya 0,2 persen pada September, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,4 persen.

Ekspektasi Pasar Mengarah ke Penurunan Suku Bunga

Saat ini, pasar menilai peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember mencapai 85 persen, meningkat tajam dari 50 persen pada minggu sebelumnya. Bahkan, probabilitas pemangkasan lanjutan pada Januari mencapai 65 persen berdasarkan data CME Group.

Gubernur The Fed Stephen Miran menyebut pasar tenaga kerja yang melemah membutuhkan dukungan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Pernyataan tersebut sejalan dengan komentar Gubernur The Fed Christopher Waller sehari sebelumnya.

Emas Tetap Menjadi Pilihan di Tengah Ketidakpastian

Emas cenderung tampil kuat ketika suku bunga menurun karena tidak memberikan imbal hasil. Selain itu, kondisi geopolitik dan ekonomi global yang tidak stabil terus mendukung kenaikan harga emas.

Ricardo Evangelista, analis ActivTrades, menilai ketidakpastian ekonomi berkelanjutan dan sentimen dovish The Fed akan menopang harga emas dalam waktu dekat.

Menurutnya, investor perlu mencermati arah kebijakan moneter AS karena akan menjadi penentu utama pergerakan emas ke depan.

Kesimpulan

Harga emas sedang memasuki periode volatilitas ekstrem karena pasar menunggu keputusan suku bunga The Fed. Jika pemangkasan suku bunga benar terjadi pada Desember, peluang penguatan emas semakin terbuka. Namun, investor tetap perlu berhati-hati melihat fluktuasi tajam yang terjadi.