Tiba-Tiba Harga Emas Mengamuk Lagi, Langsung Cetak 3 Rekor!

 

Meta Description

Harga emas dunia kembali menguat tajam dan melonjak hampir 2% hingga menembus level US$4.000 per troy ons pada Senin 24 November 2025. Lonjakan ini mencetak tiga rekor baru sekaligus, dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan rilis data ekonomi AS.

Focus Keyphrase

harga emas dunia melonjak cetak rekor

Slug URL (YOAST SEO)

harga-emas-dunia-melonjak-cetak-rekor-terbaru

Harga Emas Dunia Melonjak Hampir 2% dan Cetak Tiga Rekor Baru

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas global kembali mengamuk di pasar komoditas. Pada perdagangan Senin 24 November 2025, harga emas melonjak 1,82% hingga mencapai US$4.139,19 per troy ons, dan langsung mencetak tiga rekor baru dalam satu hari. Penguatan agresif ini sekaligus membuat emas meninggalkan level psikologis US$4.000 per troy ons, yang selama ini menjadi batas kuat pergerakan harga.

Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam 12 hari terakhir, sejak 13 November 2025. Selain itu, kenaikan harian 1,82% juga menjadi yang terbaik selama 15 hari terakhir, sejak lonjakan 2,92% pada 10 November 2025.

Memasuki perdagangan Selasa pagi 25 November 2025 hingga pukul 06.10 WIB, harga emas dunia di pasar spot memang terkoreksi tipis 0,06% ke level US$4.136,79 per troy ons, namun koreksi kecil ini belum menghapus tren penguatan signifikan pada sesi sebelumnya.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Mengangkat Harga Emas

Lonjakan besar harga emas terjadi karena meningkatnya optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) pada bulan depan. Ekspektasi tersebut semakin kuat setelah sejumlah pernyataan pejabat The Fed memberi sinyal pelonggaran kebijakan moneter.

Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities, menjelaskan bahwa pasar semakin percaya The Fed berada di jalur untuk menurunkan suku bunga pada Desember mendatang. Pernyataan Presiden The Fed New York, John Williams, turut mempertegas harapan tersebut. Williams menyebut suku bunga berpotensi turun tanpa mengganggu target inflasi, sekaligus melindungi pasar tenaga kerja dari risiko pelemahan.

Kepercayaan pasar tercermin melalui data CME FedWatch, yang mencatat probabilitas pemangkasan suku bunga naik drastis menjadi 79%, dibandingkan hanya 30% pada akhir pekan lalu.

Investor Menunggu Rilis Data Ekonomi AS

Sentimen pasar semakin sensitif menjelang rilis serangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintahan. Investor menanti data penting, mulai dari penjualan ritel, klaim pengangguran, hingga indeks harga produsen yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan moneter berikutnya.

Melek menambahkan bahwa inflasi yang berpotensi melemah dan ketidakstabilan geopolitik menjadi faktor positif bagi kinerja emas sebagai aset lindung nilai. Menurutnya, emas akan tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari proteksi risiko.

Konflik Geopolitik Ikut Menyulut Sentimen Pasar

Di tengah volatilitas pasar, isu geopolitik kembali mencuat. Amerika Serikat dan Ukraina melanjutkan perundingan untuk menyusun rencana perdamaian yang dapat diterima guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Kondisi ini menambah tekanan ketidakpastian dan mendorong investor mengalihkan aset ke instrumen aman seperti emas.

Rhona O’Connell, analis StoneX, menilai bahwa harga emas berpotensi bertahan di kisaran US$4.000–US$4.100 per troy ons selama ketidakpastian politik dan diskusi suku bunga berlangsung.

Kesimpulan

Dengan meningkatnya ekspektasi pelonggaran moneter dan ketegangan geopolitik yang belum mereda, pasar emas masih memegang momentum kuat untuk mempertahankan level rekor. Lonjakan harga terbaru memberi sinyal bahwa minat investor terhadap safe haven semakin solid.

Ke depan, pergerakan emas diperkirakan akan tetap volatil menjelang rilis data ekonomi AS dan keputusan resmi The Fed.

Tag Terkait

harga emas, harga emas dunia, harga emas hari ini, harga perak hari ini, pasar komoditas, The Fed, suku bunga Fed, geopolitik Rusia Ukraina, analisis harga emas