emasharini.id – Menjelang akhir pekan, harga emas di Pegadaian terus menanjak dan mencatat level baru. Emas Antam ukuran 1 gram kini dijual Rp2.001.000. Di sisi lain, emas UBS juga ikut terkerek hingga Rp1.935.000, sedangkan emas Galeri24 mencapai Rp1.918.000. Dengan demikian, semua jenis emas yang tersedia di Pegadaian mengalami kenaikan yang cukup menonjol.
Kenaikan Terlihat di Berbagai Pecahan
Tidak hanya pecahan 1 gram yang melonjak, harga emas ukuran lain juga naik merata. Untuk pecahan 0,5 gram, harga Antam berada di Rp1.053.000, UBS Rp1.046.000, dan Galeri24 Rp1.007.000. Sementara itu, pecahan 2 gram menunjukkan tren serupa, dengan Antam Rp3.940.000 dan UBS Rp3.839.000. Bahkan pecahan lebih besar, mulai dari 5 gram hingga 1.000 gram, ikut mengalami lonjakan harga. Dengan kata lain, seluruh kategori emas di Pegadaian bergerak naik tanpa terkecuali.
Faktor Pendorong dan Dampak di Pasar
Kenaikan harga emas ini mencerminkan kuatnya permintaan pasar di tengah kondisi ekonomi global yang fluktuatif. Pegadaian sendiri menawarkan banyak pilihan merek serta ukuran, baik melalui gerai fisik maupun aplikasi digital. Dengan kenaikan yang konsisten, banyak pembeli ritel dan investor semakin melirik emas sebagai instrumen lindung nilai. Namun, kenaikan tajam juga membawa risiko. Investor yang tidak memperhitungkan waktu pembelian bisa saja masuk di harga puncak, sehingga peluang keuntungan menjadi lebih kecil.
Strategi Investor dan Pembeli Emas
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pembeli ritel bisa mempertimbangkan membeli emas di awal minggu ketika harga cenderung stabil. Sementara itu, investor jangka panjang lebih bijak jika memantau tren mingguan dan menentukan pecahan emas sesuai kebutuhan likuiditas maupun anggaran. Selain itu, mereka perlu rajin membandingkan harga antar-penjual agar memperoleh nilai terbaik. Fleksibilitas pembelian emas, baik fisik maupun digital, sebaiknya dimanfaatkan secara optimal.
Pada akhirnya, kenaikan harga emas Pegadaian hingga menembus Rp2 juta per gram menjadi sinyal bahwa pasar emas masih memiliki daya tarik tinggi. Meski begitu, keputusan investasi tetap harus logis, terukur, dan disesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing.