emasharini.id – Pada Kamis, 11 September 2025, harga buyback emas Antam mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai Rp1.942.000 per gram. Lonjakan ini menunjukkan tren positif dalam pasar logam mulia domestik. Investor dan konsumen yang ingin menjual emas mendapatkan peluang strategis, namun mereka perlu memperhitungkan faktor pajak dan biaya transaksi.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Buyback Emas
Beberapa faktor utama mendorong kenaikan harga buyback emas Antam:
-
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pasar global mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Ekspektasi ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven karena biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah dibandingkan aset berbunga. -
Kenaikan Harga Emas Internasional
Harga emas dunia mengalami tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Penguatan ini memengaruhi harga emas domestik secara langsung karena nilai emas lokal sebagian besar mengikuti pergerakan harga internasional. -
Kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) 22
Transaksi jual beli emas batangan di atas Rp10 juta dikenakan PPh 22. Investor yang memiliki NPWP membayar tarif 1,5%, sedangkan pemilik non-NPWP dikenakan 3%. Pajak ini secara langsung memengaruhi jumlah yang diterima setelah melakukan penjualan, sehingga investor harus menghitung total keuntungan bersih dengan tepat. -
Permintaan Investor dan Konsumen
Minat beli yang tinggi dari investor maupun konsumen mendorong harga buyback naik. Investor melihat emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, sedangkan konsumen memanfaatkan momentum untuk menjual emas dengan harga optimal.
Dampak Kenaikan Harga Buyback terhadap Investor
Kenaikan harga buyback emas Antam memberikan peluang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan dari emas yang dimiliki. Investor yang membeli emas pada harga lebih rendah dapat memperoleh selisih signifikan, meskipun pemotongan pajak harus diperhitungkan. Selain itu, kenaikan harga buyback dapat mendorong aktivitas jual-beli lebih tinggi di pasar domestik, karena pelaku pasar memanfaatkan momentum harga puncak.
Selain itu, prospek jangka panjang tetap menarik. Lonjakan harga mencerminkan optimisme pasar terhadap emas sebagai instrumen diversifikasi portofolio. Investor dianjurkan untuk tetap memantau pergerakan harga emas dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan kebijakan moneter The Fed serta Bank Indonesia untuk menilai risiko dan peluang secara lebih akurat.
Prospek Harga Emas ke Depan
Melihat tren saat ini, harga emas diperkirakan tetap stabil atau bahkan mengalami kenaikan jika ketidakpastian ekonomi global berlanjut. Fluktuasi tetap mungkin terjadi akibat perubahan kondisi ekonomi, kebijakan moneter, dan sentimen pasar. Investor disarankan melakukan analisis berkala dan menyesuaikan strategi investasi sesuai situasi pasar.
Selain itu, pemahaman tentang dinamika harga buyback dan pajak PPh 22 menjadi penting bagi konsumen yang menjual emas. Dengan perhitungan yang tepat, investor dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko transaksi.
Secara keseluruhan, kenaikan harga buyback emas Antam pada 11 September 2025 mencerminkan optimisme pasar terhadap logam mulia. Momentum ini membuka peluang bagi investor dan konsumen untuk melakukan strategi jual yang menguntungkan. Dengan pengawasan pasar yang cermat dan strategi yang matang, emas tetap menjadi aset investasi yang tangguh di tengah volatilitas ekonomi global.