emasharini.id – Pada Agustus 2025, bank-bank sentral di seluruh dunia kembali menunjukkan minat signifikan terhadap emas. Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) dan laporan masing-masing bank sentral, total pembelian bersih mencapai 15 ton, menandakan kelanjutan tren pembelian yang konsisten sejak Maret hingga Juni 2025.
Bank Nasional Kazakhstan, Bulgaria, dan El Salvador Memimpin Pembelian
Analis EMEA di World Gold Council, Krishan Gopaul, mengungkapkan bahwa pembelian emas pada Agustus 2025 dipimpin oleh Bank Nasional Kazakhstan, Bulgaria, dan El Salvador. Meskipun data spesifik mengenai volume pembelian oleh masing-masing bank belum dirinci, dominasi ketiga negara ini mencerminkan strategi diversifikasi cadangan devisa mereka dengan menambah kepemilikan emas.
Penjualan Emas oleh Bank Indonesia Mempengaruhi Cadangan Global
Sebelumnya, pada Juli 2025, Bank Indonesia melakukan penjualan 11 ton emas, yang berkontribusi pada revisi estimasi cadangan emas global. Meskipun penjualan ini menurunkan cadangan emas global, pembelian kembali oleh bank-bank sentral pada Agustus menunjukkan bahwa minat terhadap emas sebagai aset cadangan tetap kuat.
Faktor Pendorong Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Beberapa faktor yang mendorong bank-bank sentral untuk menambah cadangan emas mereka antara lain:
-
Diversifikasi Cadangan Devisa: Emas dianggap sebagai aset yang stabil dan aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Kebijakan Moneter Global: Kebijakan suku bunga rendah dan kebijakan moneter ekspansif di banyak negara meningkatkan minat terhadap emas.
-
Ketegangan Geopolitik: Ketegangan politik dan ekonomi, seperti sanksi internasional, mendorong negara-negara untuk mencari alternatif penyimpanan aset yang lebih aman.
Prospek Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Meskipun ada penurunan pembelian pada Juli 2025, tren positif kembali berlanjut pada Agustus. Gopaul mencatat, meski harga emas menyentuh rekor tertinggi, bank sentral tetap antusias menambah cadangan emasnya. Hal ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama dalam strategi diversifikasi cadangan devisa negara-negara di seluruh dunia.
