emasharini.id – Di tengah persaingan industri restoran cepat saji yang makin sengit, hasil keuangan berbagai emiten menunjukkan arah yang berbeda. KFC (FAST) masih menanggung kerugian, sementara CFC dan Pizza Hut mulai menunjukkan laba. Kondisi ini mencerminkan dinamika tekanan pasar dan strategi perusahaan.
KFC: Rugi Puluhan Miliar Meski Kerugian Menciut
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), operator merek KFC, mencatat kerugian bersih Rp 138,75 miliar pada semester I 2025. Meski masih merugi, jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan kerugian sebesar Rp 348,83 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan FAST turun 3,12% menjadi Rp 2,40 triliun, dari sebelumnya Rp 2,48 triliun. Beban pokok penjualan (COGS) ikut menyusut ke Rp 961,44 miliar dibandingkan sekitar Rp 1,05 triliun tahun lalu.
FAST juga mencatat kenaikan aset menjadi Rp 4,10 triliun dari posisi Rp 3,52 triliun tahun sebelumnya, namun liabilitasnya melejit menjadi Rp 3,97 triliun dari Rp 3,40 triliun. Ekuitas perusahaan tercatat di level Rp 129 miliar.
Karena kondisi keuangan yang berat, FAST menutup 19 gerai hingga September 2025 dan melakukan PHK sekitar 400 karyawan.
CFC & Pizza Hut: Laba Kecil & Pemulihan Posisi
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), pemilik merek CFC, mencatat laba Rp 12,61 miliar pada semester I 2025. Pendapatan PTSP mencapai Rp 368,81 miliar, tumbuh sekitar 7,11% dibanding tahun sebelumnya. Utang dan aset perusahaan juga mengalami penyusutan, menandakan efisiensi keuangan.
Sementara PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), operator Pizza Hut Indonesia, membalikkan kondisi rugi sebelumnya. Pada semester I 2025, mereka mencatat laba Rp 15,56 miliar, dibanding rugi Rp 75,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan naik dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,54 triliun.
COGS Pizza Hut tercatat Rp 473,68 miliar, sementara laba bruto meningkat menjadi Rp 1,06 triliun. Meski demikian, aset mereka menyusut menjadi Rp 2 triliun, dari Rp 2,13 triliun. Liabilitas perusahaan berada di angka Rp 975,19 miliar dengan ekuitas Rp 1,03 triliun.
Kenapa Kinerja Mereka Berbeda?
Perbedaan nasib antara KFC dan pesaingnya muncul karena faktor internal dan eksternal:
-
Tekanan biaya dan utang: FAST membiayai operasional dengan utang besar dan menghadapi beban bunga tinggi.
-
Efisiensi operasional: CFC dan Pizza Hut tampak lebih efisien dalam mengontrol biaya dan distribusi.
-
Permintaan konsumen: Konsumen mungkin menahan pengeluaran terhadap merek-merek tertentu tergantung citra dan promosi lokal.
-
Skala dan diversifikasi: Pizza Hut memiliki jaringan lebih luas dan lini produk lebih variatif sehingga punya peluang pemulihan lebih tinggi dalam tekanan pasar.
