Emas Stabil di Awal Pekan, Pasar Tertahan Menanti Data Inflasi AS
emasharini.id – Harga emas di pasar spot dunia bergerak relatif stabil di minggu awal. Di Comex, kontrak futures emas sempat meroket ke rekor sekitar USD 3.534 per 100 troy ons, setelah laporan bahwa AS akan menerapkan tarif impor terhadap batangan emas.
Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati dan kini menanti rilis data inflasi Amerika Serikat minggu ini—data yang berpotensi memicu lonjakan volatilitas.
Di sesi perdagangan Asia, harga sempat turun ke kisaran USD 3.390, karena penguatan moderat Dolar AS. Hal ini wajar, karena emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri, sehingga permintaan melemah.
Analisis Teknikal Indikasikan Tren Bullish Melemah
Andy Nugraha dari Dupoin Futures Indonesia mengamati perilaku harga emas dengan kombinasi pola candlestick dan Moving Average. Ia memperingatkan bahwa tren bullish mulai melemah—dengan momentum yang tak sekuat pekan sebelumnya. Level USD 3.400 kini menjadi resistance terdekat penting, sementara USD 3.350 dipandang sebagai support utama. Hingga ada katalis kuat, ruang kenaikan masih terbatas dan pelaku pasar harus berhati-hati dalam membuka posisi baru.
Sentimen Pasar Didukung Perkiraan The Fed Menurunkan Suku Bunga
Sebagian sentimen positif datang dari ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada September mendatang.
Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga mencapai 89–92%—didukung oleh data ketenagakerjaan yang mengecewakan.
Gubernur The Fed, Michelle Bowman, juga menyoroti kerentanan pasar tenaga kerja, yang bisa membuka jalan untuk pelonggaran kebijakan suku bunga pada akhir tahun.
PBOC Tambah Cadangan Emas Lagi, Tunjang Stabilitas Pasar
Sementara itu, People’s Bank of China (PBOC) terus memperkuat cadangan emasnya untuk bulan kesembilan berturut-turut. Pada Juli, cadangan naik menjadi 73,96 juta fine troy ounces — nilai sekitar $244 miliar.
Langkah ini mencerminkan strategi diversifikasi cadangan devisa away from the US dollar, sekaligus menjadi bantalan struktural bagi harga emas global di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik.