emasharini.id – Harga emas dunia mencatat kenaikan signifikan pada Kamis, 28 Agustus 2025. Spot emas meningkat 0,4% menjadi US$3.410,82 per troy ons, level tertinggi dalam lima pekan terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump memberhentikan Gubernur The Fed, Lisa Cook, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap independensi bank sentral. Ketidakpastian ini mendorong investor mencari emas sebagai aset aman untuk melindungi nilai kekayaan mereka di tengah risiko ekonomi dan politik yang meningkat.
Kekhawatiran Pasar terhadap Independensi The Fed
Pemecatan Lisa Cook memicu ketegangan di pasar keuangan global. Banyak pihak menilai langkah ini sebagai tekanan politik yang dapat memengaruhi keputusan kebijakan moneter The Fed. Kekhawatiran muncul bahwa The Fed mungkin menurunkan suku bunga karena intervensi politik. Penurunan suku bunga dapat memicu inflasi dan melemahkan dolar AS, sehingga investor beralih ke emas untuk melindungi aset mereka. Permintaan emas meningkat karena dianggap sebagai lindung nilai yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Respons Pasar Indonesia terhadap Kenaikan Harga Emas Global
Kenaikan harga emas global langsung berdampak pada pasar domestik. Pada Kamis, 28 Agustus 2025, harga beli emas Antam meningkat Rp4.000 per gram menjadi Rp1.944.000, sementara harga jual kembali (buyback) naik menjadi Rp1.790.000 per gram. Lonjakan ini mencerminkan respons pasar terhadap tren global. Selain itu, emas digital melalui aplikasi Treasury menunjukkan kenaikan lebih tajam, dengan harga beli mencapai Rp1.862.282 per gram, naik Rp13.000 dari hari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa emas digital merespons pergerakan pasar lebih cepat dibandingkan emas fisik.
Prediksi Pergerakan Harga Emas ke Depan
Arah harga emas ke depan akan sangat dipengaruhi oleh data inflasi PCE AS yang dijadwalkan rilis pada Jumat, 29 Agustus 2025. Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, pasar akan meragukan kemampuan The Fed menurunkan suku bunga. Sebaliknya, inflasi yang stabil akan membuka peluang pemangkasan suku bunga, sehingga mendukung kenaikan harga emas. Selain itu, ketegangan politik di AS tetap menjadi faktor utama yang mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. Secara keseluruhan, kombinasi ketidakpastian politik, data inflasi, dan permintaan aset aman mendukung tren kenaikan harga emas dalam jangka pendek.