emasharini.id – Harga Bitcoin (BTC) menembus level tertinggi sepanjang masa yakni US$ 126.000 atau sekitar Rp 2,08 miliar per koin dengan asumsi kurs Rp 16.577. Data pasar menunjukkan Bitcoin sempat menyentuh US$ 126.080 sebelum stabil di kisaran US$ 124.700. Lonjakan ini menandai pergeseran signifikan dalam pasar aset digital.
Faktor Pendorong Reli Bitcoin
Reli Bitcoin kali ini didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, arus dana institusional ke produk ETF Bitcoin meningkat signifikan, yang mengurangi suplai BTC di pasar. Kedua, pelemahan dolar AS turut memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai alternatif aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ketiga, penurunan cadangan Bitcoin di bursa global ke level terendah enam tahun .
Dinamika Pasar dan Peran Investor
Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, kenaikan ini menunjukkan bahwa Bitcoin telah memasuki fase yang lebih matang; tidak lagi sekadar instrumen spekulasi ritel semata. Ia mengatakan, pencapaian harga US$ 126.000 merupakan bukti nyata bahwa Bitcoin telah memasuki fase kematangan baru. Di dalam negeri, aktivitas perdagangan meningkat signifikan. Platform Indodax mencatat volume harian naik hampir 50 persen seiring tercapainya rekor harga Bitcoin. Meskipun demikian, beberapa analis memperingatkan bahwa pola reli kali ini lebih didominasi institusi dibandingkan gelombang ritel, yang menimbulkan dinamika berbeda dari siklus sebelumnya.
Penguatan harga Bitcoin ini menghadirkan dua sisi. Di satu pihak, kenaikan ke Rp 2 miliar ke atas memperkuat persepsi bahwa aset kripto semakin diterima sebagai bagian dari portofolio investasi global. Di sisi lain, dominasi institusi dalam kenaikan ini dapat memunculkan risiko volatilitas . Analis menyebut bahwa selama Bitcoin mampu bertahan di atas US$ 120.000, tren bullish masih terbuka lebar. Investor diminta tetap disiplin menerapkan strategi seperti dollar-cost averaging (DCA) agar risiko tetap terkendali di tengah reli yang kuat. Dengan kondisi eksternal seperti kebijakan moneter AS dan arus dana institusional yang terus berubah, investor perlu memonitor perkembangan global .
Dengan demikian, lonjakan Bitcoin ke level lebih dari Rp 2 miliar menunjukkan transformasi signifikan dalam pasar kripto. Karena dominasi institusi dan faktor makro turut memicu reli ini, para pelaku pasar Indonesia dan global harus memahami bahwa fenomena saat ini berbeda dari siklus sebelumnya. Disiplin investasi, pemahaman risiko, dan pemantauan kebijakan global menjadi kunci menghadapi fase baru aset digital.
