emasharini.id – Harga emas dunia kembali mencatat titik tertinggi sepanjang masa. Logam mulia ini sempat menyentuh harga intraday USD 4.014,60 per ons, kemudian ditutup pada USD 4.004,40, menembus ambang USD 4.000 untuk pertama kali.
Lonjakan harga ini menggarisbawahi permintaan tinggi dari investor global yang mencari aset aman di tengah ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Pemicu Lonjakan: Dolar Melemah, Geopolitik & Inflasi
Beberapa faktor mendasari kenaikan harga emas tersebut. Salah satu yang utama adalah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), yang jatuh sekitar 10 persen sepanjang tahun ini.
Selain itu, kebijakan Presiden Donald Trump yang mengubah struktur perdagangan global dan tekanan terhadap independensi Bank Sentral AS turut menambah ketidakpastian. Investor semakin khawatir terhadap inflasi yang tinggi serta guncangan geopolitis, sehingga emas menjadi pilihan utama sebagai pelindung nilai.
Respons Pelaku Pasar & Prediksi Ke Depan
Seiring lonjakan tersebut, bank sentral di berbagai negara makin gencar membeli emas sebagai diversifikasi cadangan mereka. Investor ritel juga meningkat partisipasinya dalam pembelian logam mulia.
Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, menyarankan agar sekitar 15 persen portofolio dialokasikan ke emas, mengingat instrumen utang dinilai kurang stabil dalam kondisi pasar seperti saat ini.
Namun, Bank of America (BofA) memperingatkan bahwa harga emas bisa menghadapi kelelahan tren naik. BofA menilai bahwa saat harga semakin tinggi, risiko konsolidasi atau koreksi akan meningkat.
Apa Langkah Selanjutnya di Pasar Emas?
Dengan harga yang sudah melampaui USD 4.000, banyak pihak menunggu sikap The Fed terkait kebijakan suku bunga. Para pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga acuan dua kali lagi sebelum akhir tahun — saat ini berada di kisaran 4,00–4,25 persen.
Jika ekspektasi pemangkasan suku bunga terwujud, tekanan pada emas akan semakin positif. Tapi jika Fed memutuskan menahan atau bahkan menaikkan suku bunga karena tekanan inflasi, harga emas bisa tertekan.
Momentum rekornya harga emas menunjukkan bahwa logam mulia terus memperoleh tempat penting di hati investor global. Namun, volatilitas tetap menjadi tantangan utama di fase selanjutnya pasar global.
