emasharini.id – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru pada Selasa, 14 Oktober 2025, dengan harga spot mencapai USD 4.126,47 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di USD 4.179,48 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup pada USD 4.142,60 per ons. Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak 57%, menandai reli signifikan dalam pasar logam mulia.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas antara lain:
-
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Pasar memperkirakan peluang 97% bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 92% kemungkinan penurunan lagi pada Desember. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset non-yielding.
-
Ketegangan Perdagangan AS–China: Penerapan tarif baru oleh AS terhadap impor China dan respon keras dari Beijing memicu ketegangan dagang yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
-
Pembelian Emas oleh Bank Sentral: Bank sentral di berbagai negara terus melakukan pembelian emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa mereka.
-
Arus Masuk ke ETF Emas: Investasi melalui Exchange-Traded Fund (ETF) emas menunjukkan arus masuk besar, mencerminkan minat investor terhadap aset safe haven ini.
Proyeksi Harga Emas ke Depan
Analis pasar memproyeksikan bahwa harga emas dapat terus mengalami kenaikan jika faktor-faktor pendorong tersebut tetap berlanjut. Dua lembaga keuangan besar, Bank of America dan Societe Generale, memperkirakan harga emas bisa mencapai USD 5.000 per ons pada tahun 2026 jika tren positif ini berlanjut.
Dampak pada Logam Mulia Lainnya
Kenaikan harga emas juga berdampak pada logam mulia lainnya. Harga perak spot naik 0,9% menjadi USD 51,86 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi baru. Sementara itu, platinum melemah 0,3% menjadi USD 1.640,76, dan palladium menguat 3,2% menjadi USD 1.521,50.
