Harga Emas Berpeluang Tembus US$3.600 per Troy Ounce pada Semester II 2025
emasharini.id – Harga emas dunia diproyeksikan akan terus menguat hingga paruh kedua tahun 2025, dengan potensi menyentuh level US$3.600 per troy ounce. Proyeksi ini disampaikan oleh Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, yang melihat bahwa gejolak geopolitik global serta arah kebijakan moneter Amerika Serikat menjadi faktor utama pendorong lonjakan harga logam mulia tersebut.
Dalam jangka pendek, Ibrahim memperkirakan pergerakan harga akan berada pada rentang support US$3.371 dan resistance US$3.435 per troy ounce. Ia menegaskan bahwa tren positif masih kuat, seiring meningkatnya ketidakpastian global dan spekulasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Saya optimistis pada paruh kedua tahun ini harga emas global dapat mencapai US$3.600 per troy ounce, sementara harga logam mulia dalam negeri berpotensi menembus Rp2.150.000 per gram,” ujar Ibrahim , Minggu (10/8).
Geopolitik Global Dorong Emas Menjadi Aset Lindung Nilai
Lonjakan harga tidak terlepas dari perkembangan geopolitik internasional. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Alaska. Agenda utama pertemuan ini adalah pembahasan perdamaian terkait konflik Rusia–Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan gencatan senjata hampir tercapai bersama Presiden Ukraina , termasuk skema pertukaran wilayah sebagai bagian dari solusi diplomatik.
Trump juga meningkatkan tensi perdagangan dengan mengancam pengenaan tarif impor terhadap India dan Tiongkok—dua negara besar yang masih membeli minyak dari Rusia hal ini akan memicu ketegangan baru di pasar global, memperkuat persepsi investor terhadap emas sebagai instrumen pelindung nilai (safe haven).
Sinyal Dovish dari AS Perkuat Ekspektasi Kenaikan Harga Emas
Trump mengumumkan rencananya mencalonkan Stephen Miran, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi AS, untuk mengisi kursi kosong di Federal Reserve. Pasar menilai nominasi ini sebagai sinyal kebijakan dovish, yang membuka peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Jika suku bunga turun, maka biaya pinjaman akan lebih murah, mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan terhadap emas. Oleh sebab itu, ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter turut mendorong minat investor terhadap logam mulia.
Outlook: Kombinasi Sentimen Positif Perkuat Tren Naik Harga Emas
Kombinasi dari ketegangan geopolitik, risiko perang dagang, serta potensi pelonggaran moneter menciptakan kondisi ideal bagi emas untuk terus menguat. Investor global semakin memandang emas sebagai instrumen proteksi nilai yang efektif di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dengan permintaan yang terus meningkat dan situasi global yang belum stabil, prospek harga emas mencetak rekor baru semakin terbuka. Sepanjang semester II 2025, logam mulia diprediksi akan tetap menjadi instrumen unggulan di tengah dinamika pasar dunia.