Harga Emas Melemah, Investor Menanti Sinyal Kebijakan The Fed
emasharini.id – Harga emas global terkoreksi pada perdagangan Jumat, 22 Agustus 2025. Pasar tampak berhati-hati jelang simposium Jackson Hole yang menjadi ajang penting bagi bank sentral Amerika Serikat. Investor menunggu pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, terkait arah kebijakan suku bunga ke depan. Ketidakpastian ini membuat harga emas sempat bergerak fluktuatif setelah reli signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pergerakan Harga Emas di Pasar Global
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas pasar spot turun 0,19 persen ke level US$3.312,07 per troy ounce pada pagi hari. Sementara kontrak emas berjangka di Comex terkoreksi 0,12 persen ke US$3.322,90 per troy ounce. Penurunan ini terjadi setelah emas sempat mencapai rekor tertinggi di atas US$3.300. Reli sebelumnya didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga. Namun, pasar kini menunggu kepastian sebelum melanjutkan langkah agresif.
Ketidakpastian Kebijakan Moneter Membatasi Gerak Emas
Suku bunga menjadi faktor penentu utama pergerakan harga emas. Jika The Fed menurunkan suku bunga, emas biasanya mendapat dorongan positif karena imbal hasil obligasi melemah. Namun, jika Powell memberi sinyal lebih hati-hati, investor bisa mengurangi posisi di emas. Situasi inilah yang membuat pasar cenderung wait and see. Banyak pelaku pasar memilih menahan transaksi besar hingga arah kebijakan lebih jelas.
Faktor Ekonomi Global Ikut Berperan
Selain kebijakan moneter, kondisi ekonomi global juga memengaruhi harga emas. Inflasi Amerika Serikat masih berada di level moderat, meski tekanan harga pangan dan energi tetap ada. Sementara itu, ketegangan geopolitik di beberapa kawasan juga menjadi faktor penopang harga emas. Namun, kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi dunia membatasi potensi kenaikan lebih lanjut. Kombinasi faktor ini membuat pergerakan emas sulit diprediksi dalam jangka pendek.
Prospek Emas ke Depan
Analis memperkirakan harga emas masih berpotensi menguat dalam jangka panjang, terutama jika The Fed memberi sinyal dovish. Permintaan emas sebagai aset lindung nilai tetap tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, volatilitas jangka pendek masih akan mewarnai pasar, terutama setelah pertemuan Jackson Hole. Investor disarankan tetap mencermati perkembangan kebijakan moneter sekaligus menjaga diversifikasi portofolio.
Emas tetap menjadi instrumen penting bagi investor di tengah kondisi global yang dinamis. Walau harga terkoreksi, daya tarik emas sebagai safe haven tidak luntur. Pasar akan terus menunggu kepastian arah kebijakan The Fed yang akan menentukan langkah berikutnya.