Reli Emas di Tengah Ketidakpastian
Emas harini , JAKARTA – Harga emas global kembali melambung, mencapai level tertinggi dalam lima pekan terakhir. Pada perdagangan Rabu (23/7/2025), emas di pasar spot menguat 1% ke posisi US$3.428,84 per troy ons, sedangkan kontrak berjangka AS naik 1,1% ke US$3.443,70.
Penguatan ini dipicu oleh melemahnya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang turun mendekati level terendah dua pekan. Kondisi tersebut membuat emas, yang dikenal sebagai aset tanpa imbal hasil, semakin diminati investor di tengah ketidakpastian global. “Ketidakpastian perdagangan terus mendongkrak permintaan aset safe haven,” ujar Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.
Negosiasi Dagang dan Sentimen Pasar
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumumkan rencana pertemuan dengan pejabat China di Stockholm pekan depan, membuka peluang perpanjangan tenggat tarif 12 Agustus. Ia juga menyebutkan bahwa AS tengah menyiapkan serangkaian kesepakatan dagang dengan negara lain.
Di sisi lain, diplomat Uni Eropa mengisyaratkan kemungkinan langkah balasan terhadap AS setelah pembicaraan dagang transatlantik tidak menunjukkan kemajuan berarti.
Prospek Emas dan The Fed
Jigar Trivedi, analis Reliance Securities, memperkirakan tren bullish emas masih berlanjut dengan level resistensi di US$3.420 dan support di US$3.350. Investor kini menantikan hasil rapat The Federal Reserve pekan depan.
Meskipun suku bunga acuan diperkirakan tetap, spekulasi pasar mengarah pada potensi pemangkasan suku bunga pada Oktober mendatang, situasi yang historisnya mendukung kenaikan harga emas.
Isu di Bank Sentral AS
Bessent menegaskan Ketua The Fed Jerome Powell tidak harus mundur, meskipun wacana evaluasi struktur kelembagaan bank sentral menguat. Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman juga kembali menekankan pentingnya independensi The Fed di tengah tekanan Presiden Trump untuk memangkas suku bunga.