Fidelity: Kebijakan Dovish Jadi Motor Utama Reli Harga Emas
Emas Harini – Harga emas dunia berpotensi mencapai US$4.000 per troy ounce pada akhir tahun 2026, seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve guna mendukung perekonomian Amerika Serikat. Proyeksi optimistis ini disampaikan oleh Fidelity International, yang menilai kondisi makro saat ini mendukung penguatan logam mulia sebagai aset lindung nilai.
Menurut Ian Samson, manajer dana multi-aset Fidelity. Sikap The Fed yang semakin dovish menjadi alasan utama meningkatnya eksposur portofolio terhadap emas. Bahkan, beberapa portofolio milik Fidelity telah menggandakan alokasi mereka terhadap emas hingga dua kali lipat dari 5% sebelumnya dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
“Momentum koreksi dari rekor harga emas di atas US$3.500 pada April lalu memberi peluang strategis untuk akumulasi,” jelas Samson, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (29/7/2025).
Pelemahan Dolar dan Pembelian Bank Sentral Menambah Daya Dukung
Selain ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter. Pelemahan dolar AS dan akumulasi emas oleh bank-bank sentral dunia juga menjadi faktor penting yang dapat mendongkrak harga emas dalam jangka menengah hingga panjang. Samson juga menyoroti bahwa defisit fiskal AS yang terus melebar akan memperkuat posisi emas sebagai alat pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Hingga saat ini, harga emas telah naik lebih dari 25% sepanjang tahun 2025, didorong oleh berbagai faktor seperti:
- Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina,
- Kebijakan dagang agresif dari pemerintahan Presiden Donald Trump,
- Dan langkah-langkah akumulatif oleh institusi keuangan global terhadap emas.
Agustus: Bulan Sulit bagi Pasar Saham, Momentum bagi Emas?
Samson juga menambahkan bahwa bulan Agustus kerap menjadi bulan yang kurang bersahabat bagi pasar saham global. Sehingga langkah diversifikasi ke instrumen seperti emas dianggap tepat. Ia menilai reli harga emas saat ini belum masuk ke zona jenuh. Jika melihat pola historis dari bull market periode 2001–2011 yang mencatat rata-rata kenaikan tahunan sebesar 20%, serupa dengan tren sejak 2021 hingga saat ini.
Sentimen The Fed: Antara Hawkish dan Dovish
Meski The Fed diperkirakan belum akan mengubah suku bunga dalam pertemuan terdekat, perhatian pasar tertuju pada dinamika internal bank sentral. Ketua The Fed Jerome Powell diprediksi menghadapi perbedaan pandangan dari beberapa pejabat seperti Christopher Waller. Dan Michelle Bowman yang mendukung kebijakan suku bunga tinggi untuk menjaga stabilitas.
Namun, tekanan dari sektor tenaga kerja yang mulai melunak serta dorongan politik dari Presiden Trump berpotensi mengarahkan Fed ke jalur pemangkasan bunga menjelang pemilu. Jika Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Digantikan oleh figur yang lebih pro-pelonggaran, maka kemungkinan emas mencetak rekor baru semakin terbuka lebar.
Goldman Sachs dan Fidelity Sepakat, Citi Lebih Hati-Hati
Fidelity bukan satu-satunya lembaga yang memproyeksikan lonjakan harga emas. Goldman Sachs juga mengeluarkan proyeksi serupa dengan target di kisaran US$4.000. Namun di sisi lain, Citigroup Inc. cenderung mengambil sikap lebih konservatif. Dengan memperkirakan bahwa harga emas berisiko mengalami tekanan balik seiring berkurangnya sentimen krisis global.