Update Harga Emas 24 Karat — 18 Agustus 2025: Antam Stabil, Pegadaian dan Laku Emas Turun Tipis
emasharini.id – Pada Senin, 18 Agustus 2025, harga emas batangan Antam berada di Rp 1.894.000 per gram. Angka ini turun tipis sekitar Rp 2.000 dibanding perdagangan sebelumnya. Harga beli kembali (buyback) Antam juga terkoreksi ke level Rp 1.740.000 per gram. Selisih antara harga jual dan beli tetap sebesar Rp 154.000 per gram.
Di pasar global, harga emas naik 0,3% ke USD 3.345,64 per ounce. Kenaikan ini dipicu pelemahan imbal hasil obligasi AS. Kondisi geopolitik dunia juga membuat investor mencari aset aman. Karena itu, harga emas domestik cenderung stabil mengikuti tren internasional.
Perbandingan Harga di Pegadaian dan Laku Emas
Pegadaian menetapkan harga emas 24 karat merek UBS di Rp 1.893.000 per gram. Sementara merek Galeri 24 dipatok Rp 1.881.000 per gram. Angka tersebut relatif lebih murah dibanding Antam.
Sebaliknya, harga emas di Laku Emas jauh lebih rendah, hanya Rp 1.583.000 per gram. Selisih harga ini memberi pilihan menarik bagi konsumen. Mereka dengan modal terbatas bisa memulai investasi lewat jalur ritel.
Dampak bagi Investor dan Konsumen
Perbedaan harga antara Antam, Pegadaian, dan Laku Emas membuka ruang strategi investasi. Investor jangka panjang biasanya memilih Antam karena likuid dan mudah dijual kembali. Konsumen dengan dana kecil bisa membeli di Laku Emas yang lebih murah.
Meski demikian, investor harus memperhatikan selisih jual-beli serta pajak. Transaksi buyback di atas Rp 10 juta terkena PPh 22. Besarnya 1,5% bagi pemilik NPWP, atau 3% tanpa NPWP. Faktor ini memengaruhi hasil akhir investasi emas.
Prospek Jangka Pendek dan Strategi
Harga emas domestik relatif stabil, meski ada tekanan global. Penurunan kecil bisa menjadi peluang membeli secara bertahap. Strategi “averaging down” efektif menjaga harga rata-rata pembelian.
Momentum HUT RI ke-80 juga bisa meningkatkan minat masyarakat menabung emas. Selain itu, emas tetap jadi aset lindung nilai terhadap inflasi.
Ke depan, investor perlu memantau kebijakan The Fed, nilai tukar rupiah, dan isu geopolitik. Faktor-faktor tersebut masih berpotensi menggerakkan harga emas dalam waktu dekat.