emasharini.id – Deutsche Bank memperkirakan harga emas akan mencapai US$4.000 per ounce pada tahun 2026. Proyeksi ini mencerminkan potensi kenaikan signifikan dari harga saat ini, yang berada di kisaran US$1.900 per ounce. Menurut analis Deutsche Bank, faktor-faktor ekonomi global yang tidak pasti dan kebijakan moneter yang longgar akan mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor yang diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas antara lain:
-
Ketidakpastian Ekonomi Global: Krisis ekonomi dan ketegangan geopolitik dapat meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai.
-
Kebijakan Moneter Longgar: Suku bunga rendah dan pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral meningkatkan likuiditas dan mendorong investor beralih ke emas.
-
Inflasi yang Meningkat: Kenaikan inflasi dapat menurunkan daya beli mata uang fiat, menjadikan emas sebagai alternatif investasi yang menarik.
Implikasi bagi Investor dan Strategi Investasi
Bagi investor, proyeksi kenaikan harga emas membuka peluang untuk diversifikasi portofolio dan lindung nilai terhadap risiko inflasi dan ketidakpastian pasar. Investasi dalam emas dapat dilakukan melalui pembelian fisik, reksa dana emas, atau saham perusahaan tambang emas.
Namun, penting untuk mempertimbangkan volatilitas harga emas dan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pasar. Konsultasi dengan penasihat keuangan dan analisis pasar yang cermat diperlukan sebelum membuat keputusan investasi.
