emasharini.id – Keputusan investor untuk menaruh ekspektasi tinggi terhadap kinerja Merdeka Gold Resources (EMAS) tidak tanpa alasan. Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, perusahaan ini kini berada dalam sorotan sebagai proyek tambang emas baru dengan potensi besar dan tantangan yang nyata untuk menjaga nilai investor.
IPO, Modal Awal, dan Tantangan Rugi
EMAS melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan menghimpun dana segar sebesar Rp 4,66 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat modal operasional dan melunasi utang ke induk perusahaan, Merdeka Copper Gold (MDKA).
Namun, pada kuartal I 2025, EMAS masih mencatat kerugian bersih. Direktur Merdeka, Albert Saputro, menyebut bahwa perusahaan belum memproduksi emas komersial sehingga belum menghasilkan keuntungan. Ia menambahkan bahwa proses pengembangan proyek tambang masih dalam tahap pendalaman dan persiapan produksi.
“Saat ini kita masih di tahap pengembangan; produksi emas pertama direncanakan pada kuartal IV 2025 atau awal 2026,” ujar Albert dalam konferensi pers IPO EMAS. Ia optimistis bahwa dengan harga emas saat ini, perusahaan dapat membalikkan kinerja negatif menjadi positif di 2026.
Proyek Emas Pani: Harapan & Rencana Produksi
Proyek tambang emas Pani di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menjadi titik tumpu EMAS. Sumber daya emas proyek ini diperkirakan mencapai 7 juta ounces, dan perusahaan menargetkan produksi puncak hingga 500.000 ounces per tahun.
Untuk mencapai target itu, EMAS menerapkan kombinasi metode penambangan: heap leach pada tahap awal dan carbon-in-leach (CIL) di tahap berikutnya. Kapasitas processing ditargetkan meningkat secara bertahap hingga mencapai 19 juta ton bijih per tahun di masa depan.
Perusahaan merencanakan produksi emas pertama pada kuartal pertama 2026. Jika semua berjalan lancar, pendapatan dan margin operasional akan mulai terbentuk sejak saat itu. Namun, EMAS belum memiliki kontrak offtaker tetap hingga saat ini, yang menambah risiko pasar terhadap penjualan emas di masa awal produksi.
Partisipasi Investor & Harapan Nilai Ke Depan
IPO EMAS menarik banyak perhatian. Sebanyak 406 ribu investor dari 24 negara tercatat ambil bagian dalam IPO ini. Hal ini mencerminkan minat global terhadap proyek ini.
Meskipun saat ini perusahaan masih merugi, komisaris independen Heri Sunaryadi menegaskan bahwa investor melihat valuasi di masa depan. “Jangan lihat sekadar rugi sekarang; investor melihat potensi Pani ke depan,” katanya.
Investor kini memasang taruhan bahwa EMAS bisa mengkonversi kesiapan teknis menjadi pendapatan nyata. Titik risiko utama meliputi volatilitas harga emas, keterlambatan produksi, dan pencarian offtaker yang kompetitif.
Secara keseluruhan, langkah Merdeka Gold Resources untuk go public dan menarik banyak investor menunjukkan kepercayaan besar terhadap visinya. Namun, performa ke depan harus bisa menjawab ekspektasi investor—memperbaiki kerugian saat ini dan tumbuh melalui proyek emas Pani yang ambisius.
