emasharini.id – Kementerian Koperasi menyatakan bahwa sebanyak 1.000 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih akan menerima dana pinjaman dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam minggu ini. Dana tersebut merupakan bagian dari tahap awal penyaluran bantuan modal kepada koperasi yang telah lolos verifikasi. Pencairan akan dilakukan serentak, namun terlebih dahulu melalui musyawarah desa khusus (musdesus) sebagai mekanisme validasi internal.
Kementerian Desa dan Kementerian BUMN turut berkoordinasi agar proses musdesus berjalan cepat. Karena tanpa musdesus, pencairan tidak bisa dilakukan. Pemerintah menyebut bahwa 20.000 hingga 23.000 koperasi Merah Putih masih dalam tahap verifikasi dan penilaian agar dapat menjadi penerima selanjutnya.
Status Approval & Tantangan Verifikasi
Koperasi yang akan menerima dana pada tahap pertama adalah yang pengajuan pinjamannya sudah disetujui oleh Himbara. Sedangkan sebagian besar lainnya belum disertakan karena belum lolos verifikasi kelayakan, termasuk aspek kepemilikan tanah desa atau kelurahan. Pemerintah menilai bahwa aspek kepemilikan lahan penting untuk menjamin jaminan atau agunan proyek fisik seperti gudang atau gerai yang akan dibangun.
Meski 1.000 koperasi siap dicairkan, pemerintah belum mengungkap jumlah total dana yang akan disalurkan dalam tahap ini. Nilai tiap pinjaman akan berbeda antara satu koperasi dan koperasi lainnya, tergantung kebutuhan dan kemampuan usaha yang diajukan.
Wakil Menteri BUMN menyebut bahwa dana sudah tersedia. Namun pencairan masih menunggu persetujuan dari kepala desa masing-masing koperasi terkait realisasi pencairan. Dengan demikian, koordinasi antara desa, koperasi, dan Himbara menjadi kunci kelancaran program ini.
Tujuan, Plafon & Target Jangka Panjang
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat koperasi Merah Putih agar mampu beroperasi produktif di tingkat desa maupun kelurahan. Setiap koperasi berpotensi memperoleh plafon pinjaman hingga Rp 3 miliar dalam program skala penuh.
Untuk tahap awal, penyaluran dana ke 1.000 koperasi pernah disebut berkisar Rp 1 triliun. Pemerintah berharap koperasi penerima tahap ini berfungsi sebagai prototipe, yang kemudian dapat menjadi role model bagi koperasi lain.
Dalam jangka menengah, targetnya adalah agar hingga 80.000 koperasi Merah Putih sudah aktif menerima pinjaman dari Himbara pada akhir tahun. Plafon dan skema pengembangan usaha koperasi diarahkan agar usaha mikro dan usaha desa dapat tumbuh dan menyerap ekonomi lokal.
Manfaat & Tantangan Pelaksanaan
Pembiayaan melalui program ini diharapkan dapat memperkuat modal yang dibutuhkan koperasi Merah Putih untuk membuka usaha baru, membangun fasilitas fisik, atau memperluas layanan distribusi di desa dan kelurahan. Dukungan modal ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi lokal dan memberdayakan masyarakat desa.
Namun, tantangan nyata masih ada. Proses verifikasi agunan, kesiapan musdesus, kesiapan proposal usaha, dan persetujuan kepala desa bisa menunda pencairan. Selain itu, koperasi yang belum familiar dengan tata kelola usaha perlu pendampingan agar dana tidak disalahgunakan. Pemerintah berharap agar dinas koperasi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota aktif mendampingi koperasi agar kapasitas manajemen mereka meningkat.
